top of page
ALSA LC UB (1).png

History of ALSA LC UB

Berawal dari pertemanan baik para Founding Mothers (Dani, Deshika, Desy, Nani, Kiki, Elwiq, dan Ati) bila tidak adanya lika-liku dan perdebatan kecil yang terjadi pada saat awal membentuk ALSA, mungkin tidak akan ada ALSA di Universitas Brawijaya sampai saat ini.

 

Pada tahun 1993, ALSA belum ada di FH UB. Pada saat masa orientasi baru, perkumpulan intra kampus berlomba-lomba menarik perhatian calon anggota baru. Namun, ALSA sendiri (nama pun) belum muncul pada saat itu. Hingga masuk ke semester dua atau tiga, ALSA mulai dibincangkan atas bantuan dari angkatan atas para Founding Mothers, yang sejatinya menjadi pemantik dalam mengenalkan ALSA, hingga pertemuan yang lebih serius juga diupayakan. Adapun yang hadir di antaranya adalah para Founding Mothers ALSA dari setiap Local Chapters di Indonesia yang secara spirit, sekumpulan mahasiswa yang senang bertemu dan mencoba mencari tahu apa, siapa, dan bagaimana ALSA.

 

Para Founding Mothers merintis ALSA dengan penuh cinta dan kasih sayang serta mengedepankan rasa kekeluargaan, memikirkan dan mencari jalan supaya dapat dikenal lebih luas lagi, dan selalu berupaya untuk hadir bila menerima undangan. Sekalipun ALSA Indonesia membutuhkan tempat untuk bertukar pikiran, para Founding Mothers akan berupaya untuk selalu mewadahi agenda tersebut dan melakukan yang terbaik. Hingga suatu ketika, Dani dan Desy sebagai salah satu perwakilan dari founding mothers berkesempatan menghadiri sebuah forum yang diadakan ALSA Filipina di Manila. Bahkan sempat bertemu PM Filipina kala itu, kalau tidak keliru. Senyampang menyiapkan makalah dan urusan surat-surat, bisa dikatakan serabutan juga founding mothers garap bareng-bareng untuk memenuhi birokrasi kampus dan bekal menuju konferensi.

Tak sepeser pun para Founding Mothers mendapat subsidi, karena mereka berpegang teguh menjadikan ALSA sebagai wadah untuk berproses. Dengan penuh segala kecurigaan dari rektorat, hingga akhirnya diundang ke kantor Pembantu Rektor untuk memastikan keberadaan ALSA telah memenuhi visi - misi civitas akademika, yang pada masa itu di masa orde baru yang sedang berada di masa genting jika membuat organisasi mahasiswa.

 

Para Founding Mothers juga berkesempatan untuk mengundang Satjipto Rahardjo, guru besar dari Universitas Diponegoro, untuk acara kuliah umum di Universitas Brawijaya. Hal ini disarankan oleh Brenda, salah satu member ALSA. Meskipun pada akhir acara ada pemboikotan oleh senat, seakan-akan mereka yang membuat acara tersebut.

 

Tidak sedikit gangguan yang datang dari teman-teman senat pada masa itu tetapi juga tidak mempengaruhi para Founding Mothers untuk memberhentikan perintisan ALSA. Tidak hanya berasal dari teman-teman senat, gangguan pun datang pula dari organisasi-organisasi lain. Walaupun dengan segala keraguan, ketidakpercayaan, dan penuh pertanyaan, para Founding Mothers tidak berhenti untuk meyakinkan kehadiran ALSA.

Vision

To evolve ALSA LC UB as an organization that provides meaningful growth.

History Book of
ALSA LC UB

Proses Membesarkan ALSA LC UB

Membesarkan ALSA di Universitas Brawijaya telah melewati proses yang cukup panjang jika dihitung sejak disahkannya di Peraturan Rektor tahun 1994 hingga kini di tahun 2021 ALSA LC UB sudah berumur 27 tahun. Pada awalnya ALSA LC UB hanya memiliki tujuh anggota yaitu para Founding Mothers yang memiliki peran masing-masing untuk membesarkan nama ALSA LC UB hingga pada saat ini ALSA LC UB sudah mempunyai

96 anggota Local Board yang sedang menjalankan kepengurusan di ALSA LC UB dengan mempunyai lebih dari ratusan alumni dan member aktif.

 

ALSA LC UB juga kerap kali mengalami perubahan dalam struktur kepengurusan Local Board. Saat ini di dalam periode kepengurusan 2022/2023 yang terdiri dari Director, Secretary I dan II, Treasurer yang langsung membawahi Finance Division, Vice Director on Internal Affairs yang membawahi Organizational Development Division, Membership and Alumni Division, serta Domestic Affairs Division, lalu terdapat pula Vice Director on Academic Development dengan tiga divisi yang dibawahi, yakni Legal Development Division dan English Development Division, dan selanjutnya terdapat Vice Director on External Affairs yang membawahi Foreign Affairs Division dan ICT Division.

 

Tentunya, sebelum mencapai struktur kepengurusan local board saat ini, terdapat beberapa kali perubahan baik secara susunan divisi maupun nama di setiap divisi. Seperti pada tahun 2012 yang dimana Internal Affairs membawahi empat divisi, yakni Internal Department, Law, Funding, dan Human Resources, sementara pada tahun 2016 Internal Affairs membawahi dua divisi yakni Internal dan Membership Archiving. Sekalipun terdapat beberapa perubahan nama seperti dari Membership Archiving yang menjadi Membership and Alumni Division ataupun Internal Department yang menjadi Domestic Affairs Division, namun tugas pokok dan fungsi dari divisi tersebut tidak banyak berbeda dan pada intinya bertujuan untuk mengembangkan ALSA LC UB. Meskipun prosesnya dapat dikatakan sangat panjang dan adanya dinamika yang berubah-ubah. Namun, ALSA LC UB memiliki anggota yang loyal dan militansinya kuat dalam mengurus dan mengembangkan program kerja dalam ALSA LC UB itu sendiri, serta terus menjaga agar para member tetap aktif. Dan pada akhirnya seiring berjalannya waktu ALSA LC UB dapat menjadi organisasi yang progresif.

 

Modal program kerja setiap kepengurusan periode pun terus berkembang, seperti pada tahun 2009 dimana ALSA LC UB kurang lebih terdiri dari 70 program kerja yang di dominasi oleh acara seperti seminar, dan bounding. Sementara pada tahun 2012, program kerjanya juga tetap di dominasi oleh seminar, bounding atau dalam arti gathering antar internal dengan alumni, dan menguatkan divisi Funding untuk mempersiapkan diri menjadi host dari National Moot Court Competition (NMCC) ALSA 2013.

 

Tidak berhenti sampai di situ, pada kepengurusan-kepengurusan periode selanjutnya, model program kerja terus berkembang dan terdapat beberapa tambahan dalam Signature Programs. Seperti pada tahun 2016 yang untuk pertama kalinya diadakan ALSA Symposium, kemudian terdapat pula ALSA International Visit ke Malaysia dan Singapore, lalu ALSA Cerdas Cermat atau dikenal pula dengan Ranking 1. Pada tahun 2018, model program kerja menjadi lebih beragam dengan cakupan ruang lingkup yang lebih luas pula, pada tahun itu ALSA LC UB diberi kesempatan untuk menjadi host dari acara nasional berupa Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), terdapat pula ALSA ALTCR, Silver Anniversary, ALSA Skripsi 101, Legal Opinion Competition, dan untuk pertama kalinya pada tahun 2018 diselenggarakan ALSA English Contest. Beberapa program kerja dari tahun-tahun terdahulu pun masih kerap dilaksanakan sampai di periode kepengurusan saat ini, seperti layaknya ALSA Symposium dan ALSA English Contest.

Directors of ALSA LC UB

Susi Diah Hardaniati 

Yudhistira Setiawan

Eddie Trinugroho 

R. Primaditya Wirasandi

Nurtashya 

Budi Muliawan 

Andrew Rooroh Sorong 

Waher Tulus Jaya 

Pathresia Marlina Silalahi

Riko Apriadi 

Irwansyah          

Narendra Aryo Bramastyo

Eka Indah Hanisa

Yanuar Nurul Fahmi 

M Audi Prasetyo  

Handayani Putri Syahril

Justin Dunton Sitompul

Rizki Bahruddim

Charlos Sianturi

Aprilia Hapsari 

Panji Aditya Kusuma

Muhammad Haikal Thohir 

Edelweis

1993

1994

1995

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2008

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

bottom of page